Kamis, 29 Mei 2014

Masih Banyak Ikan di Laut




Buat para jomblo profesional, mereka uda ga asing lagi dengan kesendirian. Banyak kalimat suci yang timbul ketika seorang mahluk menjelma menjadi seekor jomblo. Salah satunya adalah “Masih Banyak Ikan di Laut”.

Entah darimana dan siapa pencetus kalimat itu. Jika ditafsirkan secara gramatikal, sosok ikan diibaratkan menjadi target mangsa selanjutnya bagi si jomblo ini. Gatau jomblo suka makan ikan atau engga.

Kembali ke kalimat itu, masih banyak ikan di laut. Kadang si pencetus tidak mengetahui bahwa dimana banyak ikan, disana pula banyak ada pemancing. Yang artinya dimana ada banyak cewek cantik, manis, manja, bohay, semok, cabe, dll. Disana pula banyak lelaki bontot yang ngatre. Ikan engga akan dateng sendiri dan dengan pasrahnya ke pemancing itu.
#biar ga njelimet, kosakatanya : pemancing (jomblo), ikan (target), umpan (mukak : face : wajah)

Untuk mendapatkan ikan, kita perlu usaha. Nah begitu juga buat para jomblo yang memiliki niat buat dapet gebetan. Usaha kita perlu alat. Seorang pemancing butuh alat pancing, tapi tak berguna jika tak ada umpannya. Umpan ke gebetan yang diperlukan untuk jomblo adalah kepribadiannya atau engga ya mukaknya. Gak perduli bagaimana jeneng ataupun bentuk umpannya , namun jika memiliki pribadi yang baik pasti mendapat perhatian si ikan.

Setelah mendapat perhatian si ikan, nah tinggal bagaimana si pemancing memperlihatkan skillnya. Jika skillnya pro, ikan akan mudah didapat. Lha jika skillnya amatir, ikan akan lepas, dan ditikung pemancing lainnya.

Soal mancing-memancing, terdapat sebuah momen sebelum klimaks. Misal dalam asmara, momen itu biasanya kayak nyatain suka sama si target. Nyatain suka itu sama kayak pelampung pancingan, sebelum bergetar jangan di tarik dulu, biar nggak kecewa-kecewa banget pas gak dapet ikan. Kudu musti sabar, dan tau momen yang tepat buat ngancit (indo : ngangkat) pancingannya.


Nah, kapan mau mancing mblo ?

Rabu, 28 Mei 2014

Cinta itu tidak selalu talk less do more







Memasuki dunia remaja memasuki pula dunia perkuliahan. Dunia yang memang memiliki begitu banyak kenangan. Entah suka ataupun duka, dalam dunia asmara khususnya. Bicara tentang asmara, setiap orang memiliki kisah unik tersendiri. Tentang jatuh cinta, kadang cinta itu datang dengan tiba-tiba. Entah dengan sosok mahluk seperti apakah yang kita cintai. Cinta itu diibaratkan seekor kupu-kupu. Jika kita mengejarnya, iapun menjauh. Namun biarkan ia hinggap dalam relung hati asmara.

Nah, melihat realita dalam dunia percintaan d kampus. Perbandingan antara mahluk jomblo dengan non-jomblo adalah 85 : 15. Begitu banyak, begitu melimpah. Dan aku salah satu dari populasi 85% itu. #AkuJombloAkuBangga

Melihat fakta bahwa begitu menjamurnya populasi jomblo, ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah jatuh cinta diam-diam (CD). Nah CD merupakan faktor dominan akan melimpahnya para mahluk jomblo di kampus. Entah mahasiswa senior naksir maba, maba naksir senior, senior naksir yang lebih senior. Mereka jatuh cinta, dan memilih untuk memendamnya. Sakit, tapi itu jalan mereka. Cinta itu tidak selalu talk less do more, but you must talk about love.

Jadi jomblo agak-agak gaenak. Kadang kaum ini sering ditindas secara brutal oleh oknum tertentu. Terlebih fenomena bernama malam minggu. Kaum agak hina bernama jomblo, selalu menjadi objek pembulian oleh kaum non-jomblo. Entah apa motivasi mereka melakukan hal yang melanggar hak asasi menjomblo (HAM). Kita memiliki hak, dan sedang menggunakan hak ini sebaik mungkin. Sampai bertemu gebetan yang pas, bukan yang pas-pasan.

Jadi jomblo anugerah, kita bangga. Cukup agak bangga dengan kondisi ini. Kita pribadi bebas, tak terkekang, salam asmara.