Buat para jomblo profesional, mereka
uda ga asing lagi dengan kesendirian. Banyak kalimat suci yang timbul ketika seorang
mahluk menjelma menjadi seekor jomblo. Salah satunya adalah “Masih Banyak Ikan
di Laut”.
Entah darimana dan siapa pencetus
kalimat itu. Jika ditafsirkan secara gramatikal, sosok ikan diibaratkan menjadi
target mangsa selanjutnya bagi si jomblo ini. Gatau jomblo suka makan ikan atau
engga.
Kembali ke kalimat itu, masih
banyak ikan di laut. Kadang si pencetus tidak mengetahui bahwa dimana banyak
ikan, disana pula banyak ada pemancing. Yang artinya dimana ada banyak cewek
cantik, manis, manja, bohay, semok, cabe, dll. Disana pula banyak lelaki bontot
yang ngatre. Ikan engga akan dateng sendiri dan dengan pasrahnya ke pemancing
itu.
#biar ga njelimet, kosakatanya :
pemancing (jomblo), ikan (target), umpan (mukak : face : wajah)
Untuk mendapatkan ikan, kita
perlu usaha. Nah begitu juga buat para jomblo yang memiliki niat buat dapet
gebetan. Usaha kita perlu alat. Seorang pemancing butuh alat pancing, tapi tak
berguna jika tak ada umpannya. Umpan ke gebetan yang diperlukan untuk jomblo
adalah kepribadiannya atau engga ya mukaknya. Gak perduli bagaimana jeneng
ataupun bentuk umpannya , namun jika memiliki pribadi yang baik pasti mendapat
perhatian si ikan.
Setelah mendapat perhatian si
ikan, nah tinggal bagaimana si pemancing memperlihatkan skillnya. Jika skillnya
pro, ikan akan mudah didapat. Lha jika skillnya amatir, ikan akan lepas, dan
ditikung pemancing lainnya.
Soal mancing-memancing, terdapat
sebuah momen sebelum klimaks. Misal dalam asmara, momen itu biasanya kayak
nyatain suka sama si target. Nyatain suka itu sama kayak pelampung pancingan,
sebelum bergetar jangan di tarik dulu, biar nggak kecewa-kecewa banget pas gak
dapet ikan. Kudu musti sabar, dan tau momen yang tepat buat ngancit (indo : ngangkat)
pancingannya.
Nah, kapan mau mancing mblo ?
Hey nice post dude!
BalasHapusAku udah mancing dari lama pok, tapi pelampungnya belum getar sampe sekarang :p
BalasHapushaha ayookk mancing bareng..
Hapus