Selasa, 03 Juni 2014

Kita itu Mandiri


Di kampus, ada beberapa temen itu hobby banget aransemen sebuah lagu. Entah itu diganti iramanya atau beberapa liriknya. Beberapa karya telah mereka lahirkan. Namun ada satu yang begitu familiar, yaitu ubahan lagu dangdut.

Gini lirik aslinya :
Masak masak sendiri, makan makan sendiri, cuci baju sendiri, tidurku sendiri.

Gini lirik aransemen mereka :
Masak masak sendiri, makan makan sendiri, gendut gendut sendiri.

Abaikan lagu aransemen mereka, yang menjadi fokus utama adalah kata ‘sendiri’. Maaf bagi yang merasa agak risih, gatel, alergi dengan kata macam ini tapi diolas jangan tutup blog ini. Baca aja pokoknya, semoga murah jodoh.

Topik kali ini tetap pada kesendirian namun dalam pandangan yang berbeda. Sering sendiri dalam artian positif dikaitkan dengan sesuatu yang mandiri. Mandiri adalah kondisi dimana seseorang mampu mengerjakan sesuatu yang sudah selayaknya mampu untuk dikerjakan secara sendiri dan selalu berusaha bekerja semampu kemampuan mereka.

Saya akui bahwa ketika status orang berubah dan menjadi member baru jomblo, tingkat kemandirian orang tersebut meningkat seiring berjalannya waktu. Ketika seseorang memasuki tahap dimana khalayak umum menyebut dengan kata ‘pacaran’, tingkat kemandirian orang tersebut semakin menurun dan terkesan tergantung dengan pasangannya. Bukan maksud menyerang, dan itu wajar. Namun menjadi tidak wajar jika suatu hal yang sudah layaknya dilakukan sendiri, malah sangat tergantung pada orang lain.

Menjadi seorang jomblo, menuntut keahlian dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Cukup banyak pengorbanan seseorang yang sedang dalam masa transisi dari non-jomblo ke jomblo tetap. Bagi yang baru patah hati, selamat menjadi jomblo. Selamat datang pada dunia kemandirian. Menjadi seorang jomblo, menuntut keahlian tertentu dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Menjadi terbiasa sendiri, menjadi mandiri.

Kita percaya, sendiri bukan akhir segalanya. Ingat elang terbang sendiri, pemimpin itu sendiri. Kita sendiri, namun tetap terbuka pada dunia. Jomblo itu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Jomblo bukan hanya sekedar mahluk mono, namun juga zoon politicon. Menjadikan diri sendiri yang lebih baik, berkarya untuk menginspirasi bagi dunia sekitar.

Sendiri bukanlah akhir, melainkan awal menuju keadilan cinta antara kita.


Salam, 

2 komentar: